Wednesday, 30 September 2015



 TEORI PSIKOANALISIS : SIGMUND FREUD
                                                            
BIODATA DIRI :
Lahir                   : 6 Mei1856 Freiberg, Moravia, Austria– Hongaria, sekarang Republik Ceko
Meninggal          : 23 September1939 (umur 83) London, Inggris, Britania Raya
Tempat tinggal  : Austria, Britania Raya
Kebangsaan      : Austria
Bidang                : Neurologi, Filosofi, Psikiatri, Psikologi, Psikoterapi, Psikoanalisis, Literatur
Institusi              : Universitas Vienna
Alma mater        : Universitas Vienna
Dikenal kerana  : Psikoanalisis
Dipengaruhi  : Aristoteles, Börne, Brentano, Breuer, Charcot, Darwin, Dostoyevsky,   Empedocles, Fliess, Goethe, Haeckel, Hartmann, Jackson, Jacobsen, Kant, Mayer, Nietzsche, Plato, Schopenhauer, Shakespeare, Sophocles
Memengaruhi  : Adorno, Althusser, Bass, Bloom, Breton, Brown, Chodorow, Dalí, Deleuze, Derrida, Firestone,


PENGENALAN
·         Penekanan kewujudan impuls luar sedar.
·         Ditakrifkan sebagai satu kaedah bagi merawati seorang individu yamg meminta bantuan berkaitan dengan masalah konflik,  emosi, dan ketegangan.
PERKEMBANGAN PERSONALITI
Penentuan psike
·         Semua tingkah laku dan reaksi emosi manusia mempunyai sebab yang tertentu. Pada lazimnya berkait rapat antara hubungan sesama insan. Dalam erti kata lain, ada perkaitan antara tahap sedar dengan tahap tak sedar iaitu antara pemikiran yang rasional dengan tindakan atau gerakan emosi yang serta merta.
·         Desakan tenaga seksual kejantinaan yang luas dan tidak tertumpu kepada maksud seks yang sempit tetapi termasuk segala aspek kepuasan swadiri (LIBIDO).

1.)   Tenaga hidup @ EROS  (tenaga kehidupan)
2.)   Desakan agresif @ THANATOS (naluri mati)

PERINGKAT PERKEMBANGAN PERSONALITI
1)    PERINGKAT ORAL:
Ø  Sejak lahir sehingga 18 bulan
Ø  Kepuasan yang mula dirasai oleh seseorang bayi adalah kesoronokan yang dikecapi di mulut.
Ø  Hampir semua objek di bawa ke mulut.
3.)   PERINGKAT ANAL:
Ø  2-4 tahun
Ø  Berupaya mengawal dirinya
Ø  Kepuasan melalui pembuangan najis
Ø  Dilatih cara yang sesuai bagi melaksanakan kehendak pembuangan najis.
Ø  Berpendapat bahawa latihan yang dilalui mempengaruhi sahsiahnya apabila meningkat dewasa.
4.)   PERINGKAT FALIK
Ø  4-6 tahun
Ø  Mula seronok dengan organ jantina
Ø  Peringkat permulaan kompleks Oedipus : Berlaku pada kanak-kanak lelaki apabila tanpa disedari ianya tertarik kepada ibunya. Kompleks Elektra : kanak-kanak perempuan tertarik kepada bapanya .
Ø  Perasaan-perasaan kecamuk menyebabakan kanak-kanak dalam keadaan gelisah..
Ø  Mula menggunakan mekanisme bela diri untuk pertahankan dirinya.
Ø  Peringkat paling kritikal ini akan menentukan kepesatan seksual yang berkembang dalam diri seseorang individu.
Ø   
5.)   PERINGKAT PENDAMAN
Ø  6-12 tahun.
Ø  Kehandak seksual terpendam. Maka bermulalah gejala penyekatan seksual dalam diri individu.
Ø  Peringkat ini juga penuh dengan suasana menguatkan sifat serta ciri kelakian @ pun kewanitaan.
Ø  Peringkat ini juga penuh dengan keupayaan berkawan sesama rakan sama ada dari jantina lelaki atau pun wanita.
Ø  Mula menguasai nilai-nilai moral.

6.)   PERINGKAT GENITAL
Ø  12 tahun ke atas.
Ø  Remaja mula menaruh minat trhadap rakan sebaya berlainan jantina.
Ø  Kehendak seksual di ganti dengan struktur ego mengambil alih semula perkembangan diri.
Ø  Ego yang terbentuk di jaga dan di kembangkan secara pengalaman yang baru serta bermakna bagi diri indiviu.
Ø  Individu mula dengan peranan sosialisasi, pelaksanaan aktiviti berkelompok, mula dengan penarikan interaksi seksual dan persediaan perkahwinan, berkeluarga, dan penetapan vokasional.
Ø  Zaman kanak-kanak ditinggalkan dan bermula dengan peringkat kedewasaan.

Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia.
PEMIKIRAN SEGMUND FREUD :
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
1.  Id
ü  Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sedar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.
ü  Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan. Jika keinginannya tidak dapat, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan.
ü  Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting dalam hidup karena itu memastikan keinginan bayi dipenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.
ü  Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistik atau bahkan mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku seperti ini akan mengganggu dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencuba untuk menyelesaikan ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara untuk memuaskan keinginan.
2.   Ego
ü  Tidak wujud semasa dilahirkan.
ü  Berkembang secara berperingkat.
ü  Penuh dengan persepsi, inginkan keajuan dan boleh menyesuaikan fungsinya mengikut keadaan.
ü  Perkembangan ego adalah melalui hubungan secara sosial dan identifikasikan dengan orang lain, objek di dalam alam sekelilingnya.
ü  Memainkan satu fungsi yang penting dalam struktur tingkah laku dan personality individu.
ü  Berfungsi untuk memenuhi Id.
3.   Superego
ü  Komponen terakhir untuk mengembangkan keperibadian adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standard internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.
ADA DUA BAGIAN SUPEREGO:
ü  Yang ideal ego mencakupi aturan dan standard untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang dipersetujui oleh figura otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.
ü  Hati nurani mencakupi informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standard idealis lebih Karena pada prinsip-prinsip realistik Superego hadir dalam sedar, prasedar dan tidak sedar.
Interaksi dari Id, Ego dan superego
Dengan kekuatan bersaing, begitu mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif menguruskan tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.

PERANAN TEORI PSIKOANALISIS DALAM KAUNSELING
v  Bertujuan untuk menimbulkan perseimbangan antara struktur personality yang merangkumi Id, ego, dan superego.
v  Pendekatan ini dalam kaunseling menumpukan kepada analisis tentang penumbangan antara Id, ego dan superego yang berlaku dalam diri seseorang insan.
v  Pendekatan psikoanalisis dalam proses kaunseling melibatkan interaksi antara kaunselor dengan kliennya.





TEORI REBT : ALBERT ELLIS
BIODATA :
Lahir di Pittsburgh , 27 September1913
Meninggal pada 24 Julai 2007 pada umur 93 tahun)
merupakan seorang psikolog Amerika, yang menulis buku berjudul How to Live with a Neurotic . Ia juga pendiri Institute for Rational Living.
 Ellis telah menerbitkan 54 buku dan lebih dari 600 artikel tentang REBT (Rational Emotive Behavioral Therapy), seks, dan perkawinan. Terakhir, ia menjabat sebagai presiden dari [The Institute for Rational Emotive Therapy] di New York.

PENGENALAN:
Teori Ellis mengenai REBT berlandaskan pada lima hal yang dikenali dengan singkatan ABCDEF (A-activating experiences; B-beliefs; C-consequence; D-dispute; E-effects )."A" mencakup pengalaman-pengalaman seperti kesulitan keluarga, kendala pekerjaan, trauma masa kecil, dan hal-hal lain yang menyebabkan ketidakbahagiaan. "B" mencakup keyakinan-keyakinan terutama yang bersifat irrasional dan merosak diri sendiri yang juga merupakan sumber ketidakbahagiaan. "C" yakni konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotik dan emosi negatif seperti panik, dendam, dan amarah karena depreasi yang bersumber dari keyakinan yang keliru. "D" merupakan keyakinan irrasioanal yang harus dilawan oleh seorang terapis agar kliennya dapat menikmati dampak ("E") psikologis positif dari keyakinan yang rasional.
Menurut Ellis, ada beberapa jenis pikiran keliru yang biasanya diterapkan oleh orang kebanyakan, yakni:
·         mengabaikan hal-hal yang positif
·         terpaku pada yang negatif
·         terlalu cepat menggeneralisasi
Albert juga berpendapat manusia boleh berfikir secara rasional tetapi emosi boleh mempengaruhi fikiran dan tindakan.

PADA PENDAPAT ELLIS:
Ø  system kepercayaan (belie system) manusia itu penting.
Ø  System ini adalah cara manusia menerima realiti .
Ø  Sistem ini juga memberi kesan kepada cara manusia melihat diri sendiri.

ELLIS JUGA PERCAYA :
Ø  Klien sendiri yang memulakan gangguan emosi dengan kepercayaan yang tidak rasional.
Ø  Klien sendiri yang memilih sistem kepercayaan mereka.
Ø  Tugas kaunselor adalah mengubah kepercayaan yang tak rasional kepada sesuatu yang lebih bermanfaat kepada klien.

1.Pemikiran karut dan tidak rasional adalah hasil daripada proses pembelajaran 9meniru apa yang ada,yang didengari dan belajar untuk membentuk fikiran dan sikap yang tak rasional.
2.Manusia cenderung untuk melihat kekurangan diri – jadi berupaya untuk mengubah pandangan dan nilai tidak sesuai yang ada pada mereka.
3.Manusia tak sempurna – boleh buat kesilapan
4.Berupaya ubah prose kognitif, emosi, dan tingkah laku.


APLIKASI REBT:
1.    Bersifat multimodal dan secara menyeluruh ; menggunakan pelbagai teknik melibatkan aspek kognitif, afektif dan tingkah laku yang dipadankan dengan keperluan klien.
2.    Namun penekanan adalah mengubah cara berfikir untuk menjadi rasional.
3.    Terapi ini digunakan ke atas pelbagai masalah klinikal seperti gangguan emosi yang merusuh diri seperti rasa takut, rasa marah, rasa berdosa, rasa was-was, dan rasa bersalah yang melampau.


TEORI PEMUSATAN KLIEN / KLIEN CENTERED ( CARL ROGERS )


BIODATA:
Lahir                :8 Januari 1902 Oak Park, Illinois, Amerika Serikat
Meninggal       : 4 Februari 1987 San Diego, California, Amerika Serikat
Kebangsaan    : Amerika Serikat
Bidang             : Psikologi
Institusi            : Universitas Ohio State Universitas Chicago Universitas Wisconsin–Madison
Alma mater     :Universitas Wisconsin–Madison Teachers College, Universitas Columbia
Dikenal            :karena Pendekatan yang berpusat pada manusia (e.g., Terapi yang berpusat pada Klien, Pembelajaran yang berpusat pada murid)
Dipengaruhi     : Otto Rank, Kurt Goldstein





Ciri-ciri pendekatan client-centered
Rogers tidak mengemukakan teori client-centered sebagai suatu pendekatan terapi dan tuntas. la mengharapkan orang lain akan memandang teorinya sebagai sekumpulan prinsip percobaan yang berkaitan dengan perkembangan proses terapi dan bukan sebagai dogma.

Beberapa ciri-ciri pendekatan client centered :
  • Pendekatan client centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Klien sebagai sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih panas bagi dirinya.
  • Pendekatan client centered menekankan dunia fenomenal klien. Dengan empati yang cermat dan dengan usaha untuk memahami klien. Dengan simpati yang cermat dan dengan usaba untuk memahami kerangka acuan internal klien, terapis memberikan perhatian terutama pada persepsi diri klien dan persepsinya terhadap dunia.
  • Prinsip-prinsip terapi cliet centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya berada pada taraf yang relatif normal maupun individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
  • bersikap menerima dan empatik yang bertindak sebagai agen perubahan terapeutik pada klien.
  • terapi client centerd memasukan konsep bahwa fungsi terapis adalah tampil langsung dan bisa dijangkau oleh klien serta memusatkan perhatian pada pengalaman disini dan sekarang yang tercipa melalui hubungan antar klien.
  • Pendekatan client centered, yang berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang ditunjukan oleh terapis,dan sebagai perjalanan bersama di mana baik terapis maupun klien memperlihatkan kemanusiaannya dan berpartisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.


PROSES TERAPEUTIK
Tujuan Terapeutik
Client Centered Therapy pada dasarnya memiliki tujuan konseling yang termasuk personality growth type karena tujuan utamanya adalah reorganisasi self, sedangkan pada tujuan-tujuan tipe problem solving tidak mengandung unsur reorganisasi self, dinyatakan pula bahwa tujuan konseling pendekatan ini adalah meningkatkan keterbukaan pengalaman sehingga akan meningkatkan self konsep dengan pengalaman-pengalamannya, sehingga akan tumbuh menjadi More fully function person. Tujuan dasar terapi client centered adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh.
Guna mencapai tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengembangkan agar klien bisa memahami hal-hal yang berada di balik topeng yang dikenakannya. Klien mengembangkan kepura-puraan. dan bertopeng sebagai pertahanan terhadap ancaman. Sandiwara yang dimainkan oleh klien menghambatnya untuk tampil utuh di hadapan orang lain dan dalam usahanya untuk menipu orang lain, ia menjadi asing terhadap dirinya sendiri.
Apabila dinding itu runtuh selama proses terapeutik, orang macam apa yang muncul di balik kepura-puraan itu?
Rogers (1961) menguraikan ciri-ciri orang yang bergerak ke arah menjadi bertambah teraktualkan:
  1. Keterbukaan terhadap pengalaman
  2. Kepercayaan terhadap organisme sendiri
  3. Tempat evaluasi internal
  4. Kesediaan untuk menjadi suatu proses
Fungsi dan Peran Terapis
Terapis client-centered membangun hubungan yang membantu dimana klien akan mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area-area kehidupannya yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam dirinya maupun dalam dunia.
Yang pertama dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalarn hubungan dengan klien terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan membantu klien dengan kategori diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian yang tulus, respek, penerimaan. dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju taraf fungsi pribadi yang jelas tinggi.
Proses dan Prosedur Konseling Menurut Teori Client – Centered
Pemahaman dari proses dan prosedur konseling ini dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu:
A. Kondisi-kondisi konseling
Rogers percaya bahwa keterampilan-keterampilan teknis dan latihan-latihan khusus tidak menjamin keberhasilan konseling atau therapy, tetapi sikap-sikap tertentu dari konselor merupakan elemen penting dalam perubahan klien.
Sikap tertentu tersebut merupakan Condition Variable atau Facilitative Conditions, termasuk sebagai berikut:
  • Dalam relationship, therapist hendaknya tampil secara. kongruen atau tampil apa adanya (asli).
  • Penghargaan tanpa syarat terhadap pengalaman-pengalaman klien secara positif dan penerimaan secara hangat.
  • Melakukan emphatik secara akurat.
Dengan kondisi tersebut memungkinkan klien mampu menerima konselor sepenuhnya, di samping terjadinya iklim Therapeutik. Client-Centered juga sering dideskripsikan sebagai konseling, konselor tampak pasif, karena kerja konselor hanya mengulang apa yang diucapkan klien sebelumnya, bahkan sering dikatakan sebagai teknik wawancara khusus. Hal ini disebabkan karena mereka melihat permukaannya saja. Ketiga kondisi di atas, tidak terpisah satu dengan yang lain masing-masing saling bergantung dan berhubungan, di samping itu, terdapat beberapa konsidi yang memudahkan komunikasi, seperti sikap badan, ekspresi wajah, nada suara, komentar-komentar yang akurat.
Menurut pandangan pendekatan client centered, penggunaan teknik-teknik sebagai muslihat terapis akan mendepersonalisasikan hubungan terapis klien. teknik-teknik harus menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara sadar diri sebab,dengan demikian, terapis tidak akan menjadi sejati.
Hart (1970) membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga periode sebagai berikut:
  1. Periode I (1940-1950: Psikoterapi nondirektif Pendekatan ini menekankan penciptaan iklim permisif dan noninterventif. Penerimaan dan klarifikasi menjadi teknik-teknik yang utama. Melalui terapi nondirektif, klien akan mencapai pernahaman atas dirinya sendiri dan atas situasi kehidupannya.
  2. Periode II (1950-1957): Psikoterapi reflektif terapis terutama merefieksikan perasaan-perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubungannya dengan kliennya. Melalui terapi reflektif, klien marnpu mengembangkan keselarasan antara konsep diri dan konsep diri yang idealnya.
  3. Periode III (1957-1970): Psikoterapi eksperiensial. Tingkah laku yang luas dari terapis yang mengungkapkan sikap-sikap dasarnya menandai pendekatan terapi eksperiensial ini. Terapi difokuskan pada. apa yang sedang dialami oleh klien dan pada pengungkapan apa. yang sedang dialami oleh terapis. Klien tumbuh pada suatu rangkaian keseluruhan. (Continuum) dengan belajar menggunakan apa yang sedang langsung dialami.
B. Proses konseling
Pada dasamya teori ini tidak ada proses therapy yang khusus, namun beberapa hal berikut ini menunjukkan bagaimana proses konseling itu terjadi.
– Awal
Sernula dijelaskan proses konseling dan psikoterapi sebagai cara kerja melalui kemajuan yang bertahap, tetapi overlaving, Sp Der (1945), menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan emosi yang negatif kemudian diikuti dengan pertanyaanpernyataan emosi yang positif, dan keberhasilan konseling adalah dengan mengarahkan penyataan-penyataan tersebut kepada insight, diskusi perencanaan aktivitas.
– Perubahan. Self
Proses konseling berarti pula proses perubahan self konsep dan sikap-sikap kea rah self. Konseling yang berhasil berarti bergeraknya. perasaan-perasaan yang negatif ke arah yang positif.
– Teori Formal
 Rogers juga mengemukakan teori formal tentang proses konseling (1953), yaitu:
  1. Klien secara meningkat menjadi lebih bebas dalam menyatakan perasaan perasaannya.
  2. Munculnya perbedaan objek dari ekspresi perasaan persepsinya.
  3. Perasaan-perasaan yang diekspresikan secara. bertahap menampakkan adanya kecenderungan inkongruensi antara pengalaman tertentu dengan self konsepnya.
  4. Self konsep secara meningkat menjadi terorganisir, termasuk pengalaman- pengalaman. yang sebelumnya ditolak dalam kesadarannya.
  5. Klien secara meningkat merasakan adanya penghargaan diri secara. positif.
  6.  
– Pengalaman-pengalaman
Merasakan pengalaman-pengalaman tertentu dengan segera dalam konseling merupakan kondisi yang tepat dalam konseling. Selanjutnya, Rogers juga mengungkapkan adanya tujuan variable yang secara parallel lebih merupakan kesatuan proses, yaitu makna perasaan pribadi, pola pengalaman, tingkat ketidakkongruennya, komunikasi self, pola pengalaman yang dikonstruksi, hubungan dengan masalah-masalahnya, dan pola hubungan dengan yang lainnya.
C. Hasil konseling
Pada prinsipnya sulit untuk membedakan antara proses dengan hasil konseling. Ketika kita mempelajari hasil secara langsung, maka sebenarnya kita menguji perbedaan-perbedaan antara dua perangkat observasi yang dibuat pada awal dan akhir dari rangkaian wawancara. Walau demikian Rogers mengatakan hasil konseling ialah klien menjadi lebih kongruen, lebih terbuka terhadap masalah-masalahnya, kurang defensif, yang semula ini nampak dalam. dimensi-dimensi pribadi dan perilaku.
Berdasarkan hasil riset, beberapa hasil konseling antara lain:
  • Peningkatan dalarn penyesuaian psikologis.
  • Kurangnya keteganggan pisik dan pemikiran kapasitas yang lebih besar untuk merespon rasa frustasi.
  • Menurutnya sikap defensive.
  • Tingkat hubungan yang lebih besar antara self picture dengan self ideal.
  • Secara, emosional lebih matang.
  • Peningkatan dalam keseluruhan penyesuaian dalam latihan-latihan vokasional.
  • Lebih kreatif.
Dari huraian di atas, tampak bahwa teori ini kurang memperhatikan kondisi-kondisi sebelumnya dan pengaruhnya perilaku ekstemal. Sedikit menggunakan teori kognitif, teori belajar, maupun pengaruh-pengaruh hormonal dalam perilaku. Di samping itu juga tampak abstrak, global dan kurang mampu menampilkan kekhasan teori ini melalui teknik yang khas.



 

FAM Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang